Overclocking


oleh prayudi

Ketika memberikan kuliah PTI, ada satu pertanyaan dari mahasiwa tentang istilah overclocking. Karena pertanyaannya saat kuliah sedah selesai maka jawabannya tidak terlalu memuaskan, mngingat waktu. Berikut ini informasi singkat apa yang disebut dengan overclocking.
Istilah Overclocking (OC) adalah sebuah istilah yang mengacu pada upaya untuk meningkatkan kinerja suatu sistem komputer tanpa mengganti komponen utamanya. Kita tahu perkembangan perangkat keras komputer sangat cepat sekali, sehingga kalau setiap saat harus mengganti komponen tentunya memerlukan biaya yang cukup banyak. OC adalah teknik untuk mendapatkan kinerja maksimal dengan biaya yang relatif minimal. Sebagai contoh misalnya prosesor dengan clock speed 1.8 GHz kemudian dilakukan OC hingga menjadi 2.5 GHz. Dengan OC ini maka kinerja prosesor tersebut akan menyamai prosesor dengan standard clock speednya 2.5 GHz . Dengan teknik OC ini maka tentunya biaya yang dikeluarkan akan lebih murah karena prosesor dengan speed 2.5 GHz akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan prosesor dengan speed 1.8 GHz.
Overclock mulai dilakukan ketika processor 486 DX dan Pentium Klasik pertama. Tetapi memacu processor hanya dapat dilakukan dengan jumper pada mainboard. Misalnya Pentium 166Mhz dijumper menjadi kecepatan 200Mhz, sedikit sekali perbedaan antara 166Mhz dan 200Mhz. Tetapi cukup lumayan untuk kecepatan pada tahun ini. Namun ramainya overclocker dimulai sekitar tahun 1997 ketika Intel mengeluarkan processor jenis Celeron berkecepatan 300Mhz dengan jenis slot 1 dan ramai ramai dipacu menjadi 450Mhz. Saat itulah muncul para overclocker yang mulai memacu processor sampai batas terakhir.
Perusahaan Taiwan saat itu sudah menguasai dibidang hardware membuat mainboard dengan option yang dapat disetup oleh pemakai. Munculnya Abit dengan mainboard untuk setup via BIOS dan mainboard jumperless. Abit pertama mengumumkan mainboard dengan jumper minimal dan pemakai dapat melakukan setup pada BIOS untuk kecepatan processor
Selain prosesor, komponen utama komputer lainnya seperti VGA dan memori juga bisa ditingkat kenerjanya. Selain tipe dasar komponennya sendiri mendukung untuk dilakukan OC, maka motherboard yang digunakan juga harus mendukung OC. Untuk prosesor dan memori, upaya OC dilakukan melalui pengaturan besaran beberapa parameter di BIOS. Namun demikian ada juga beberapa type motherboard yang BIOS nya tidak memiliki atau minim pilihan parameter. Dengan kondisi ini maka upaya OC akan sulit untuk diterapkan.

OC prosesor yg paling sering dilakukan dan memang relatif paling mudah. Salah satu kendala dalam OC adalah faktor temperatur. Semakin cepat clock speed maka panas yg ditimbulkan juga semakin tinggi. Pada titik tertentu, kipas pendingin standard sudah tdk mampu mengatasi sehingga harus digunakan kipas pendingin yang lebih bagus atau bahkan sistem pendingin menggunakan air, freon dan dry ice! Biasanya ini diperlukan pada OC yang ekstrim yang dipakai untuk kepentingan eksperimen atau lomba. Dalam pemakaian sehari-hari tentu saja hal ini sangat tidak praktis dan berlebihan.
Teknik OC pada prosesor dilakukan dengan cara menaikkan speed busnya. Kecepatan prosesor pada dasarnya adalah bus speed dikalikan dgn multipliernya. Kecuali pada prosesor edisi khusus (yg memang diperuntukkan bagi para overclocker), multiplier prosesor sudah terkunci pada suatu angka. Umumnya kita tidak bisa menaikkan angka ini (tapi biasanya bisa diturunkan). Satu-satunya cara menaikkan clock speednya adalah dengan menaikkan bus speednya. Contohnya: Intel C2D E6550, bus speed defaultnya 333 MHz dengan multiplier x7. Artinya clock speed default adalah 333 MHz x 7 = 2.333 MHz. Kalau bus speednya kita ubah jadi 400 (misalnya), maka clock speednya akan menjadi 400 MHz x 7 = 2.800 MHz.
Tapi hrs diingat, dgn bus speed 400 MHz maka memorynya akan bekerja pada DDR 800 MHz. Kalau kita masih pakai memory DDR2 667 MHz, ini akan bisa jadi masalah pada ketidakstabilan system atau bahkan system gagal boot. Supaya semua lancar maka memory yg dipakai sebaiknya DDR2 800 MHz. Jadi kalau pada kondisi default (333 MHz) sebetulnya memory DDR2 667 MHz sdh memadai, tapi begitu prosesor di OC maka memorynya juga hrs mampu mengimbangi kecepatan tsb. Makanya ada beberapa produsen yang menyediakan memory khusus untuk OC (tentunya dengan harga yang lebih mahal), dimana memory tersebut masih mampu diajak lari jauh di atas kecepatan defaultnya.
Selain masalah panas, pada clock speed tertentu prosesor juga butuh tegangan yang lebih tinggi supaya kerjanya stabil. Tegangan prosesor (atau biasa disebut Vcore) standard biasanya berkisar antara 1.2 - 1.5 Volt tergantung pada jenis prosesornya. Vcore bisa kita rubah dari BIOS (pada motherboard yg menyediakan fitur ini). Hati-hati mengubah Vcore, kalau diluar batas toleransinya maka bisa menyebabkan komponen tewas seketika. Untuk overclocker pemula disarankan menjauhi yg namanya Vcore.
Dengan demikian maka ada tiga halpenting dari upaya OC pada prosesor, yaitu :
1. Processor memiliki batas kecepatan tertentu, semakin tinggi maka semakin panas dan tidak stabil. Menghadapi panas hanya dapat dihadapi dengan sistem pendingin yang baik. Menganti pendingin jenis tertentu akan menjaga keberhasilan ketika melakukan overclock.2. Semakin tinggi multiplier sebuah processor akan semakin tidak stabil. Umumnya mereka yang ingin melakukan overclock mengambil inisiatif dengan jalan membeli processor bermultiplier rendah. Dengan multiplier rendah, maka kecepatan processor memiliki persentas lebih tinggi plus lebih murah. Misalnya anda mengunakan processor 2.4Ghz dengan multiplier 12 X 200Mhz akan mudah dipacu menjadi 3Gz dengan bus 250Mhz dann terjadi peningkatan 25%. Dibandingkan anda mengunakan processor 3GHz dengan bus 200Mhz dan multiplier 15 X 200Mhz yang mengharuskan bekerja pada 3.75Ghz dengan bus 250Mhz akan sulit untuk stabil bekerja3. Daya power untuk processor. Kita mengenal dengan overvoltage. Dengan menambahkan voltage bagi processor akan menjaga kestabilan computer. Bila overclock dilakukan pada batas wajar, overvoltage jarang dilakukan. Tetapi pada overclock yang cukup extreme, overvoltage umumnya menjadi pilihan terakhir yang diambil. Dampaknya kembali kepada point pertama yaitu semakin panasnya processor. Mengapa overvoltage dilakukan. Semakin cepat processor bekerja, semakin besar daya atau power yang dibutuhkan. Dengan menambah supply power bagi processor dengan peningkatan voltage atau overvoltage akan memberikan power yang cukup ketika processor bekerja diatas kecepatan standard. Untuk meningkatkan daya bagi procesor, pada BIOS setup terdapat option Vcore. Angka Vcore inilah yang dimainkan agar processor menjadi lebih stabil.
Dasarnya sama dengan prosesor, GPU core dari VGA juga bisa kita naikkan kecepatannya. Bedanya GPU core tidak ada multipliernya dan merubahnya tidak bisa dari BIOS. Ada aplikasi khusus untuk itu. Kecepatan memory VGA juga bisa kita pacu lewat aplikasi khusus tadi. Kendalanya sama, panas yang ditimbulkan. Solusinya sama pula, ganti kipas pendinginnya. Untuk para gamer, ada baiknya mengerti sedikit soal OC VGA supaya apabila dibutuhkan oleh game yg dimainkan, VGA nya bisa di OC tanpa perlu ganti VGA.
Segala macam upaya tentu saja ada plus dan minusnya, tak terkecuali OC. Dari segi plusnya sdh jelas: kinerja system akan meningkat tanpa harus mengganti komponen. Disamping itu, bagi yg gemar, bisa jadi hobby dgn biaya yg relatif murah. Bagi pengguna awam pun OC bisa jadi sarana belajar soal hardware komputer secara praktek langsung.
Segi plus tersebut diatas mau tak mau harus ditebus dengan sisi minusnya. Kalau kita OC sembarangan, maka system bisa jadi tidak stabil atau bahkan hardwarenya rusak. Pada system yang di OC dgn baik pun bisa menimbulkan masalah durabilitas (keawetan). Segala sesuatu yg dipaksa bekerja di luar kapasitas standardnya, pada jangka waktu lama tentu akan mengurangi daya tahannya. Tapi kalau kita OC system dgn benar, jgn terlampau kuatir soal durabilitas. Memang benar umur pakai rata-rata (Mean Time Before Failure) hardware akan berkurang, tapi di dunia IT yg pesat berkembang ini, komputer berumur 5 thn sdh layak masuk museum walaupun MTBF nya msh panjang.
(diadaptasi dari sumber http://forum.kompas.com/computer-corner/1168-overclocking-to-do-or-not-to-do.html dan http://www.ketok.com/index.php?news_id=477&start=32&category_id=17&parent_id=0&arcyear=&arcmonth=)
Untuk mengenal lebih jauh tentang OC, berikut ini adalah sejumlah situs yang cukup informatif untuk dikunjungi :Kawanua Overclocking : http://www.koc2.com/Komunitas OC Indonesia : http://www.ocindo.com/

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger